🦌 Pertanyaan Tentang Teknologi Pendidikan

2012Tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi 3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi 4. 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. B. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Panduan Kerja Tenaga perpustakaan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. KementerianPendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerima dan memperhatikan laporan masyarakat terkait konten di dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas VII yang tidak tepat. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo mengapresiasi laporan, koreksi, dan saran-saran perbaikan yang disampaikan masyarakat. Banyaksekali terdapat akun IG yang punya konten bermanfaat buat anak sekolah dan kuliah, semisal akun instagram tentang sejarah, kesehatan, psikologi, sains dan berita yang informatif lainnya. Kalau kamu penasaran, beberapa rekomendasi dari kosngosan dibawah ini akan membantumu dalam menemukan mereka. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang Pendidikan Teknologi, Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sulit juga menjadi sangat menantang. Dalam beberapa artikel tentang gangguan dari kehadiran teknologi ini adalah waktu Inilah saatnya guru dan orangtua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya," terang Nadiem, karena secanggih apa pun teknologi, sebesar apa pun inovasi pendidikan, peran guru sebagai pendidik tak akan tergantikan. "Konsepnya bukan untuk menggantikan guru, tetapi teknologi itu untuk memperkuat potensi guru." KEMENTERIANPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220 Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Pertanyaan dapat diajukan melalui Whatsapp Layanan Pusat Pembin aan 0813 1121 Pertanyaandan Jawaban tentang Perkembangan Sektor Industri dan Sektor Pertanian KoranMu Indonesia. 19.31 Edit this post. Misalnya di sector pertanian terjadi inovasi dalam teknologi produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan domestic, maka akan terjadi terdapatnya surplus di sector pertanian yang dapat di jual ke sktor non pertanian Sertamenghindari dan mencegah pengaruh-pengaruh negatif dari teknologi terhadap anak-anak kita," tegasnya. Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., mengatakan, dalam pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan, Kemendikbud dari waktu ke waktu terus berupaya memfasilitasi semua elemen pendidikan di manapun. . Untuk mengetahui apa pengaruh perkembangan teknologi terhadap pendidikan, kita perlu melihat sejarah perkembangan teknologi pendidikan di masa lalu. Bagaimana kita bisa menarik simpulan dari perkembangan teknologi pendidikan di masa lalu itu, bagaimana dunia pendidikan merespons perkembangan teknologi dan poin penting apa yang telah terjadi dan berhasil dimanfaatkan dengan baik. Tak sedikit, perkembangan teknologi digital telah membentuk sejarah teknologi pendidikan. Namun, mengetahui sejarah teknologi pendidikan berguna hanya jika kita menerapkan apa yang kita ketahui tentang masa lalu untuk keputusan dan tindakan di masa depan. Apa yang telah kita pelajari dari lebih dari 60 tahun penerapan teknologi pada masalah pendidikan yang dapat meningkatkan strategi kita sekarang? Poin-poin berikut adalah di antara yang paling penting Tidak Ada Teknologi Yang Menjadi Obat Mujarab Untuk Pendidikan Harapan besar untuk produk seperti Logo dan program seperti BYOD dan MOOCs telah mengajarkan pada kita bahwa bahkan sumber daya teknologi terkini yang mumpuni tidak menawarkan solusi yang cepat, mudah, atau universal. Materi dan strategi berbasis komputer biasanya merupakan alat dalam sistem yang lebih besar dan harus diintegrasikan secara hati-hati dengan sumber daya lain dan dengan kegiatan guru. Perencanaan harus selalu dimulai dengan pertanyaan penting, Kebutuhan khusus apa yang guru dan siswanya perlukan dari sumber daya apa pun yang dapat penuhi? Sumber daya ini termasuk teknologi pendidikan. Jadi, tidak ada satu pun teknologi yang mampu menjadi jawaban kebutuhan semua guru dan siswa. Secanggih apa pun teknologi tetaplah buatan manusia yang tidak akan pernah sempurna. Apalagi tidak semua guru dan siswa mampu menguasai semua teknologi itu. Guru Bukanlah Pengembang Teknologi Pendidikan Di era komputer mikro, beberapa perusahaan pernah mencoba untuk memasarkan sistem pemrograman yang memungkinkan guru dapat membuat materi mereka sendiri, tetapi sistem seperti itu tidak pernah diadopsi secara luas. Mengajar adalah salah satu pekerjaan yang paling memakan waktu dan tenaga di masyarakat kita. Dengan banyaknya tuntutan waktu, sebagian besar guru tidak dapat diharapkan untuk mengembangkan perangkat lunak atau membuat bahan ajar berbasis teknologi yang kompleks. Penerbit, pengembang sekolah atau pemerintah, bahkan personel guru dalam proyek yang didanai biasanya memberikan kontribusinya dalam pengembangan teknologi pendidikan secara bersama-sama dalam porsinya masing-masing. Artinya harus ada kesinambungan dalam bekerja sama mengembangkan teknologi pendidikan. Hal ini tampaknya tidak akan berubah di masa depan, bahkan untuk pendidikan jarak jauh PJJ atau materi pembelajaran digital. Mungkin secara teknis hasilnya memang tidak sesuai dengan yang keinginan ideal dan memecahkan lebih banyak masalah, namun akan berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu bila semua pihak terus berkontribusi. Pepatah populer mengatakan bahwa teknologi saat ini adalah fiksi ilmiah masa lalu. Tapi fiksi ilmiah juga menunjukkan kepada kita bahwa teknologi membawa perubahan yang diinginkan, sekaligus tidak diinginkan. Misalnya, akses yang lebih banyak ke ponsel dan tablet di ruang kelas berarti komunikasi dan informasi online semakin banyak tersedia. Sudah jamak kita dengar bahwa pembelajaran online menggunakan hp turut mendorong siswa untuk semakin lebih banyak bermain gim. Komunikasi memang selalu disertai potensi negatif, dan informasi yang tersedia tidak semuanya bermanfaat. Cakrawala teknologi baru memperjelas bahwa inilah saatnya untuk menganalisis dengan cermat pengaruh perkembangan teknologi terhadap pendidikan, karena selalu ada implikasi dari setiap keputusan implementasi teknologi baru. Teknologi yang lebih baik menuntut kita menjadi konsumen yang kritis atas kekuatan dan kemampuannya. Kita harus bertanggung jawab untuk memutuskan fiksi ilmiah mana yang menjadi kenyataan. Teknologi Berubah Lebih Cepat Dari Yang Bisa Diikuti Guru Sejarah dalam bidang kemajuan teknologi pendidikan telah menunjukkan bahwa sumber daya dan metode yang diterima untuk menerapkannya akan berubah, sering kali dengan cepat dan dramatis. Pengaruh perkembangan teknologi pada pendidikan bisa terjadi sangat cepat dan signifikan. Sering kali guru tidak mampu untuk mengimbangi perubahan ini. Hal ini memberikan beban khusus pada guru yang sudah bekerja keras untuk terus mempelajari sumber daya baru dan mengubah metode pengajaran mereka. Telah lewat masanya ketika seorang guru masih dapat mengandalkan handout, pekerjaan rumah, atau catatan kuliah yang sama dari tahun ke tahun. Pendidik mungkin tidak dapat memprediksi masa depan teknologi pendidikan, tetapi mereka tahu bahwa teknologi tersebut akan berbeda dari saat ini. Artinya, mereka harus mengantisipasi dan menerima keniscayaan perubahan dan kebutuhan akan investasi waktu yang berkelanjutan. Kondisi ini perlu mendapat perhatian khusus bagi para pemangku kebijakan. Alih-alih harus menambah beban kerja guru, mereka justru harus mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri agar tidak tertinggal oleh gerbong perubahan. Sudah saatnya guru diberikan kesempatan dan modal untuk berkembang lebih jauh lagi agar tidak semakin tertinggal oleh kecepatan perubahan dunia. Teknologi Lama Masih Bisa Bermanfaat Teknologi pendidikan merupakan bidang yang sangat rentan terhadap mode. Dengan sedikit waktu dan sumber daya yang didedikasikan untuk keberhasilan pembelajaran, siapa pun dapat mengusulkan perbaikan dramatis. Ketika mereka gagal dalam menerapkannya, pendidik beralih ke mode berikutnya. Misalnya sebuah pendekatan yang gagal memecahkan masalah nyata, dan mengalihkan perhatian dari upaya untuk menemukan solusi yang sah. Guru terkadang membuang metode yang berpotensi tetapi tunduk pada harapan yang tidak realistis. Masa lalu telah menunjukkan bahwa guru harus berhati-hati dan mencari apa yang telah berhasil di masa lalu untuk memandu keputusan mereka dan mengukur harapan mereka di masa kini. Praktik pendidikan cenderung bergerak dalam siklus, dan metode “baru” sering kali merupakan metode lama dalam “bungkus” baru. Singkatnya, guru harus memiliki banyak informasi dan pengalaman yang terkait dengan penerapan teknologi pendidikan. Guru Selalu Lebih Penting Daripada Teknologi Para pengembang sistem komputer instruksional pertama di tahun 1960-an meramalkan mereka akan menggantikan banyak posisi guru. Beberapa pendukung metode pembelajaran jarak jauh saat ini membayangkan dampak yang sama pada pendidikan di masa depan. Namun, guru yang baik selalu lebih penting dari teknologi. Salah satu alasan utamanya adalah ketika setiap kali teknologi baru diperkenalkan ke masyarakat, harus ada tanggapan manusia yang menyeimbangkan. Semakin tinggi teknologi, maka semakin banyak sentuhan keahlian tingkat tinggi dibutuhkan. Kita membutuhkan lebih banyak guru yang memahami peran teknologi dalam masyarakat dan pendidikan, yang siap memanfaatkan kekuatannya, dan yang menyadari keterbatasannya. Dalam masyarakat yang semakin berteknologi, kita membutuhkan lebih banyak guru yang paham teknologi dan berpusat pada anak. Demikianlah ringkasan kami tentang pengaruh perkembangan teknologi pada pendidikan. Semoga bermanfaat Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli Inovasi, ya siapa sih yang tidak pernah mendengar istilah ini? Kami rasa hampir semua orang sudah sangat familiar dengan istilah ini. Terlebih lagi, kita hidup di era digital yang selalu dipenuhi dengan inovasi-inovasi baru dari segala bidang industri. Pengertian inovasi menurut para ahli sangatlah beragam. Menurut David Burkus, inovasi adalah penerapan gagasan yang baru, memiliki nilai manfaat yang tinggi dan penuh dengan kreativitas. Baginya, inovasi hanya bisa diciptakan ketika kita menerapkan suatu ide dan berusaha untuk mengembangkannya. Selain itu, Kevin McFarthing mendefinisikan inovasi sebagai pengenalan produk dan layanan baru yang menambah nilai positif berharga bagi suatu organisasi atau perusahaan. Dengan kata lain, inovasi adalah sebuah penemuan yang dapat diubah menjadi nilai yang sangat berharga. Nilai yang berharga ini bisa berupa nilai finansial, sosial atau budaya. Jika rekan-rekan Career Advice ingin menciptakan semangat inovasi di dalam perusahaan, maka rekan pembaca perlu mendorong semangat inovasi ini dengan meluangkan waktu dan ruang agar para karyawan dapat menonjolkan kreativitas mereka. Mengapa demikian? Karena kreativitas adalah mesin utama untuk menghasilkan inovasi. Nah, apabila rekan-rekan pembaca ingin meningkatkan semangat inovasi di dalam perusahaan Anda, maka lanjutkan membaca artikel ini ya! Namun sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu mengetahui apa saja manfaat yang dapat diberikan oleh inovasi. Salah satu manfaat inovasi adalah memudahkan kehidupan manusia. Contohnya, dulu kita hanya bisa saling mengirim surat untuk bisa berinteraksi dengan keluarga yang tinggal jauh dari kita. Namun, dengan adanya inovasi kita bisa menghubungi keluarga kita dengan menggunakan ponsel pintar, kapanpun dan dimanapun. Nah! Itu baru salah satu contoh inovasi yang kita rasakan dalam kehidupan sekarang. Inovasi juga terjadi di bidang industri lainnya, bahkan pada bidang pendidikan. Inovasi pendidikan salah satunya adalah kehadiran e-learning atau kursus online yang bisa diikuti oleh banyak peserta di seluruh penjuru daerah, kota, bahkan negara. Peserta bisa belajar bidang apapun, dimanapun dan kapanpun tanpa harus datang bertatap muka dengan instrukturnya. Terus, apa saja sih tujuan inovasi? Beberapa tujuan inovasi diantaranya adalah menciptakan peluang pasar baru, meningkatkan kualitas produk atau layanan jasa, memperluas jangkauan produk dan layanan jasa, dan mengurangi biaya. Seperti apa contoh inovasi dalam kehidupan sehari-hari? Sebenarnya kita bisa melihat banyak contoh inovasi di dalam kehidupan kita. Beberapa contoh diantaranya adalah produsen dapat mengkustomisasi produk sesuai dengan keinginan pelanggannya dan memberikan penawaran harga spesial diskon kepada para pelanggan sesuai dengan momen-momen tertentu seperti, momen tahun baru, momen hari kemerdekaan, dan lain sebagainya. Menurut website inc dot com, inovasi memiliki 3 kompetensi utama yaitu, kolaborasi, pemikiran yang inovatif dan produk serta layanan jasa yang memprioritaskan kepuasan pelanggan. 1. Kolaborasi. Cara kerja yang kolaboratif akan membantu meningkatkan efisiensi dan pada akhirnya ini akan menurunkan biaya operasi. Bekerja secara kolaboratif akan mendorong inovasi di dalam perusahaan. 2. Pemikiran yang Inovatif. Pemikiran-pemikiran yang inovatif akan mendorong karyawan untuk menciptakan sesuatu hal yang baru, unik dan bernilai tinggi. Pemikiran seperti ini akan menghasilkan alternatif-alternatif baru yang tidak kalah bermanfaat dari penemuan sebelumnya. 3. Produk serta layanan jasa yang memprioritaskan kepuasan pelanggan. Kompetensi ini berfokus pada pelayanan pelanggan atau customer service yang dapat menghasilkan ROI Return on Investment atau laba profit, serta loyalitas merek yang tinggi dari para pelanggan. 5 Pertanyaan Penting untuk Mendorong Semangat Inovasi Dari 3 kompetensi utama yang dimiliki inovasi ini, ternyata ada 5 pertanyaan penting yang bisa kita ajukan kepada diri sendiri atau anggota tim agar bisa meningkatkan inovasi di dalam perusahaan loh. Kira-kira apa saja ya pertanyaan penting tersebut? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 1. Apakah Anda memiliki hobi di luar pekerjaan sehari-hari? Pertanyaan pertama yang bisa diajukan untuk meningkatkan inovasi adalah menggali informasi lebih dalam “apakah saya memiliki hobi khusus di luar pekerjaan kita sehari-hari?” atau “apakah anggota tim kita suka melakukan hobi lain di luar kesibukannya di dalam pekerjaan?” Akan tetapi, rekan pembaca perlu memastikan bahwa hobi yang dimiliki benar-benar hobi yang tidak berkaitan dengan keterampilan di dalam pekerjaan, seperti hobi berbicara di depan publik, menghitung angka, dan lain sebagainya. Hobi yang kami maksud disini adalah hobi yang menyenangkan dan berada di luar keterampilan kerja seperti, bermain bola basket, melukis, berenang, dan lain sebagainya. Hobi kesukaan kita ini bisa mengasah pola pikir kreatif di dalam diri dan ketika kreativitas kita semakin meningkat, maka inovasi pun akan lebih mudah terbentuk. 2. Apakah Anda Merasa Bahagia dengan Kehidupan yang Sedang Dijalani Sekarang? Nah, pertanyaan kedua ini penting untuk kita ajukan agar diri kita bisa berinovasi lebih. Rasa bahagia yang kita rasakan memiliki keterkaitan yang erat dengan pikiran yang jernih serta ide-ide yang cemerlang. Dengan kata lain, ketika seseorang merasa bahagia, maka ide-ide inovatif akan lebih mudah muncul di dalam pikiran mereka. Jadi, penting bagi kita untuk bertanya kepada diri sendiri atau kepada anggota tim kita, “apakah kita bahagia dengan kehidupan sekarang” atau “apakah Anda merasa bahagia dengan keadaan hidup yang dijalani sekarang?". Jika jawabannya tidak, maka ini saatnya bagi kita untuk membahagiakan diri sendiri dan menciptakan ide-ide baru yang inovatif. 3. Apakah Anda Suka Melakukan Hal-Hal di Luar Zona Nyaman? Inovasi tumbuh dalam lingkungan yang tidak nyaman, memaksa, dan mendorong otak kita untuk memikirkan ide-ide baru, solusi alternatif dan konsep pengembangan yang luar biasa. Hal ini menandakan bahwa inovasi sering muncul di luar zona nyaman. Sehingga, para individu dipaksa untuk berkreasi dan beradaptasi dengan zona yang selalu berubah-ubah seperti di era digital seperti sekarang ini. Jadi, jika rekan pembaca memang suka melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman Anda, maka selamat! Itu adalah indikasi yang sangat bagus. Namun, jika rekan pembaca masih malu, takut atau ragu untuk mencoba sesuatu di luar batas kenyamanan Anda, maka mulailah untuk beranikan diri rekan pembaca dan buat inovasi baru yang terdepan. 4. Apakah Anda Suka Bereksperimen dengan Teknologi? Terkadang kita lupa bahwa teknologi hanyalah sebuah alat, yang mana teknologi dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia, mendekatkan manusia untuk berinteraksi dengan orang-orang yang jauh darinya, dan lain sebagainya. Akan tetapi, teknologi hanyalah teknologi. Itu adalah alat yang tidak bisa berkembang tanpa kekuatan dan keahlian dari para manusia yang mau berinovasi. Oleh karena itu, teknologi tetap memerlukan para individu kreatif yang suka bereksperimen dengan teknologi. Jika rekan pembaca adalah salah satu orangnya, maka rekan pembaca sudah memiliki kesiapan untuk menciptakan inovasi-inovasi luar biasa di masa depan. Yuk, tunggu apa lagi? 5. Apakah Anda Suka Berkolaborasi? Sebagai makhluk sosial, manusia memang ditakdirkan tidak bisa hidup sendiri dan selalu memerlukan bantuan orang lain. Bahkan, seorang pahlawan seperti Superman atau Captain Amerika pun tetap memerlukan kawan-kawannya dalam menjaga keamanan dunia, betul tidak? Nah, disinilah kolaborasi berperan sangat penting dalam menciptakan inovasi-inovasi cemerlang. Kita perlu bertanya kepada diri sendiri atau kepada anggota tim kita, “Apakah saya suka berkolaborasi?” atau “Apakah Anda suka berkolaborasi?”. Apabila kita memang suka untuk berkolaborasi, maka ini adalah indikasi yang sangat bagus. Kolaborasi membuat kita mendapatkan keragaman ide dan pemikiran-pemikiran baru yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Dengan begitu, inovasi akan lebih mudah terbentuk karena adanya kolaborasi. Setelah membaca 5 pertanyaan di atas, jika rekan-rekan pembaca menjawab “YA” setidaknya untuk tiga pertanyaan dari lima pertanyaan di atas, maka ini mengindikasikan rekan-rekan pembaca telah melakukan pekerjaan dengan baik. Selain itu, ini menandakan bahwa rekan pembaca sebenarnya memiliki kemampuan yang kuat untuk berinovasi, jadi jangan menyerah untuk terus menciptakan penemuan-penemuan baru ya, rekan-rekan Career Advice. Masalah Masalah Dalam Penerapan Teknologi Pendidikan – Mengajar semakin hari semakin menantang bagi guru karena terjadi dalam lingkungan yang mencerminkan ​​beberapa masalah masyarakat. Menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran membuat situasinya semakin kompleks. Apalagi ternyata banyak sekali dampak negatif teknologi yang diterapkan dalam pendidikan. Terlepas dari manfaat positif yang memang harus kita akui, setiap guru atau siapa pun yang terkait wajib tahu masalah masalah apa saja yang mungkin muncul dalam penerapan teknologi pendidikan. Untuk mengintegrasikan teknologi dengan sukses ke dalam pembelajaran peserta didik, pendidik harus mengenali dan bersiap untuk bekerja di lingkungan ini dengan semua seluk-beluk dan kompleksitasnya. Beberapa masalah penting yang mungkin dan implikasinya terhadap tren teknologi dalam pendidikan akan kita bahas secara ringkas di sini. Setidaknya ada empat bidang masalah penerapan teknologi dalam pendidikan, yaitu bidang sosial, pendidikan, budaya, dan hukum. MASALAH-MASALAH SOSIAL Penggunaan teknologi memang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah masyarakat, namun sekaligus juga menciptakan serangkaian masalah baru. Sistem sekolah telah menyadari bahwa masalah sosial berdampak pada misi setiap sekolah dan suasana kelas serta harus ditangani dengan kebijakan dan program pendidikan yang terencana dan berkelanjutan. Langkah ini penting untuk membuat guru dan siswa menyadari masalah ini dan untuk membatasi kemungkinan dampak negatifnya. Masalah masalah sosial dalam penerapan teknologi pendidikan meliputi Masalah Privasi Teknologi Global Positioning System GPS yang dikombinasikan dengan fitur perangkat lunak ponsel memungkinkan untuk menunjukkan dengan tepat lokasi siapa pun secara tepat dan dapat mengkomunikasikan banyak informasi pribadi kepada orang lain, biasanya tanpa sepengetahuan pengguna. Beberapa pihak telah mengecam penggunaan identifikasi frekuensi radio RFID oleh sekolah untuk melacak kehadiran dan keberadaan siswa sebagai gangguan terhadap privasi. Selain itu, jaringan sosial, yang secara keliru diyakini sebagai sesuatu pribadi, sering kali membuat informasi pribadi terekspose ke publik. Teknologi baru seperti Google Glass adalah perangkat yang memungkinkan digunakan untuk merekam video atau gambar tanpa sepengetahuan orang lain. Masalah Kesehatan Potensi masalah seperti gangguan pendengaran akibat penggunaan headphone yang berlebihan atau ketegangan mata karena terlalu lama menatap layar digital harus dipelajari dampak negatifnya pada siswa. Waktu yang dihabiskan untuk bermain video game dan kerja menggunakan komputer sudah pasti mengurangi waktu aktivitas fisik yang lebih kompleks, yang dapat menyebabkan obesitas dan penurunan kebugaran. Ketakutan Penyalahgunaan Teknologi Kaum muda merasa bahwa mereka unggul dalam multitasking, atau melakukan beberapa aktivitas pada saat yang bersamaan. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa praktik tersebut berdampak negatif pada keakuratan dan retensi informasi. Terlebih bisa mengakibatkan sesuatu yang sangat berbahaya atau berisiko tinggi. Misalnya mengirim pesan SMS atau bertelepon saat mengemudi telah terbukti menjadi ancaman serius bagi keselamatan publik. Penggunaan ponsel selama sekolah dapat mengganggu kegiatan belajar dan bahkan dapat digunakan untuk menyontek saat mengerjakan tugas sekolah atau ujian. Kaum muda sering kali tidak menyadari bahwa penggunaan ponsel mereka tidak bersifat pribadi dan, oleh karena itu, tidak ragu untuk mengirimkan foto atau pesan eksplisit, sebuah praktik yang dikenal sebagai sexting. Risiko perilaku online. Waktu yang dihabiskan di jejaring sosial sering kali mengurangi waktu belajar. Siswa sering kali tidak menyadari bahwa panitia penerimaan perguruan tinggi meninjau dan mempertimbangkan informasi di situs jejaring sosial siswa. Di dunia kerja pun demikian, panitia procurement sudah pasti mempertimbangkan jejak digital calon karyawan. Guru yang memiliki akun media sosial misalnya Facebook sangat terbuka kemungkinannya akan mendapat kritik atas kiriman pribadi dan komunikasi yang keliru dengan siswa. Cyberbullying, atau pelecehan online di jejaring sosial, juga sangat mungkin dialami oleh siswa maupun guru. Malware, Virus, Spam, dan Peretasan Masalah masalah penerapan teknologi pendidikan juga bisa datang dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan celah-celah teknologi digital. Misalnya menggunakan malware atau peretasan. Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dapat merusak, menghancurkan, mengganggu operasi, atau memata-matai pengoperasian komputer. Sedangkan Virus merupakan sejenis malware, yaitu program yang ditulis secara khusus untuk merusak atau merusak program, data, dan / atau perangkat keras. Termasuk di dalamnya adalah worm dan trojan horse. Spyware adalah malware yang secara diam-diam mengumpulkan informasi yang disimpan di komputer seseorang dan dapat mengumpulkan alamat, sandi, dan nomor kartu kredit untuk digunakan untuk pencurian identitas. Komputer dapat ditanamkan dengan program yang memungkinkan kontrol dari luar tanpa sepengetahuan pemiliknya. Spam adalah pesan email yang tidak diminta atau postingan situs web, datang dengan frekuensi sedemikian rupa sehingga mengganggu kerja komputer. Sekolah dan perguruan tinggi telah mendedikasikan sumber daya yang cukup besar untuk memblokirnya. Pengguna komputer terkadang tanpa disadari menanggapi upaya phishing, atau email yang secara tidak benar mengklaim sebagai bisnis yang sah untuk mengumpulkan informasi pribadi yang akan digunakan untuk pencurian identitas. Misalnya, seorang guru mungkin mendapatkan pesan yang mengaku dari departemen teknologi informasi distrik sekolah, meminta semua pengguna untuk memperbarui catatan mereka dengan kata sandi dan informasi lainnya. Jika guru memberikan informasi ini ke lokasi yang ditentukan, “phisher” mendapatkan akses ke akun guru, yang mungkin berisi banyak informasi pribadi. Kasus ini sudah sering dilaporkan terjadi di Indonesia. Para penjahat bisa saja meretas akun media sosial guru atau pejabat lembaga pendidikan untuk menipu korbannya dengan menggunakan nama orang lain. Tren sistem pendidikan terkait dengan tren teknologi dan masyarakat. Beberapa jenis masalah masalah dalam penerapan teknologi pendidikan memiliki implikasi khusus pada bagaimana teknologi digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran. Di antaranya adalah Kurangnya Pendanaan Teknologi Kemerosotan ekonomi belakangan, baik karena Covid-19 atau siklus ekonomi sama-sama mengakibatkan berkurangnya dana pendidikan, yang juga berarti lebih sedikit dana yang tersedia untuk perangkat keras teknologi, perangkat lunak, dan pelatihan. Penurunan ini terjadi pada saat biaya teknologi sedang meningkat. Penerapan teknologi dalam pendidikan tentu saja membutuhkan dana, dan terkadang tidak sedikit. Terutama dalam pengaplikasian teknologi terbaru atau penggunaan yang lebih masif. Misalnya saja pembelajaran online akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini telah memaksa semua pihak menyisihkan dana untuk kebutuhan teknologi pendidikan. Akuntabilitas Guru Dan Siswa Penekanan akuntabilitas mendorong tren ke arah penggunaan teknologi dengan cara yang membantu guru dan siswa lulus ujian dan memenuhi standar yang disyaratkan KKM, daripada mendukung strategi pengajaran yang lebih inovatif. Guru ragu untuk menggunakan teknologi kecuali jika memang tidak mendukung peningkatan capaian pembelajaran. Literasi Digital Meningkatnya peran teknologi di semua bidang masyarakat kita membuatnya semakin penting bagi siswa untuk menjadi konsumen sumber daya teknologi yang cerdas dan menunjukkan digital citizenship atau penggunaan sumber daya teknologi dengan cara yang aman, bertanggung jawab, dan legal. Tanggung jawab untuk pengajaran ini biasanya berada di sekolah. Perdebatan Tentang Penerapan Terbaik Para pendidik masih saja terus memperdebatkan peran yang tepat dari metode tradisional yang diarahkan oleh guru versus metode berbasis inkuiri yang berpusat pada siswa. Penggunaan teknologi yang diarahkan oleh guru yang telah lama digunakan dan tervalidasi dengan baik dapat memenuhi standar konten, tetapi banyak pendidik yang melihatnya sebagai ketinggalan jaman. Metode konstruktivis berbasis inkuiri dianggap lebih modern dan inovatif, tetapi kurang jelas bagaimana metode tersebut dapat digunakan sesuai standar yang diperlukan untuk menunjukkan akuntabilitas guru dan siswa. Ketergantungan Pada Pembelajaran Online Semakin banyak pembelajaran virtual yang ditawarkan, dan sekolah virtual sudah mulai menjadi bagian utama dari pendidikan di dunia. Meskipun gerakan ini telah meningkatkan akses ke pembelajaran dan perkuliahan berkualitas tinggi, tidak semua siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakannya, bahkan jika mereka mendapatkan akses. Ke Halaman Selanjutnya… masalah masalah dalam teknologi pendidikan Pages 1 2

pertanyaan tentang teknologi pendidikan